logo

Perjalanan Sejarah Bangsa Israel

Perjalanan Sejarah Bangsa Israel

Max I. Dimont sejarawan Yahudi dalam bukunya "Jews, God, and History" menulis: Ketika akhirnya pada abad ke XII SM bangsa Yahudi menetap di sebuah negara yang dapat mereka sebut sebagai milik mereka sendiri, mereka memilih satu jalur wilayah yang merupakan koridor bagi tentara imperium-imperium yang sedang berperang. Bangsa Yahudi harus membayar pilihan ini, terbantai di medan pertempuran, dijual sebagai budak, atau di deportasi ke negeri-negeri asing. Tapi mereka harus datang ke tempat tua tersebut, membangun jalur pemukiman kecil baru yang secara berganti-ganti disebut sebagai Kan'an, Palestina, Judah, Judea, dan sekarang Israel lagi." Sebagai ilmuwan Yahudi dn juga mayoritas kaum Yahudi lainnya, Max I. Dimont meyakini secara aqidah bahwa Palestina adalah milik bangsa Yahudi, karena nenek moyang mereka pernah mendirikan sebuah negara disana. Kawasan itu merupakan kawasan strategis yang menghubungkan antara Asia, Afrika, dan Eropa. Dan dengan doktrin aqidah yang demikian kental (diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya), bangsa Yahudi tidak mengenal putus asa untuk kembali ke Palestina.

Kaum Yahudi sekarang secara umum terdiri dari dua kategori besar: Pertama, disebut bangsa Sam (Semitic), mengaku sebagai keturunan Nabi Ibrahim Alaihissalam atau yang lebih lazim disebut bangsa Kan'an. Yang kedua adalah yang bukan Sam, seperti yang berkulit hitam dan sebagainya dan bukan merupakan keturunan langsung Nabi Ibrahim Alaihissalam.

Nabi Ibrahim Alaihissalam berasal dari Ur (Iraq Selatan) kemudian hijrah ke Kan'an (Palestina) sekitar tahun 2000 SM. Kan'an waktu itu masih terhitung sebuah desa, Al Qur'an menyebutnya Baduwi. Firman Allah SWT:

"Dan ia menaikkan kedua ibu bapaknya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai Ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun baduwi (padang pasir), setelah Syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. Yusuf:100)
Disinilah kemudian lahir Nabi Ishak Alaihissalam yang kemudian memiliki putra Nabi Yaqub Alaihissalam. Nabi Yaqub Alaihissalam kemudian memiliki putra Nabi Yusuf Alaihissalam.

Setelah Nabi Yusuf Alaihissalam menjadi pembesar di Mesir, Nabi Yaqub Alaihissalam beserta seluruh keluarganya hijrah ke Mesir. Di Mesir mereka mengalami kemajuan dan perkembangan, baik dari segi jumlah orang, maupun kekayaan dan kedudukan. Setelah Nabi Yusuf Alaihissalam meninggal dunia kondisi sosial mereka yang semula terhormat mulai bergeser karena mereka meninggalkan 'Amar Ma'ruf Nahi Munkar, serta jauh dari syariat Nabi Yusuf Alaihissalam. Kerajaan Mesir yang tadinya mereka kuasai diambil alih kembali oleh penduduk asli Mesir dengan menghidupkan kembali Pharaoisme. Sejak itulah bangsa Yahudi mengalami nestapa, mereka dipebudak berabad-abad lamanya oleh bangsa Hykos (nama suku dari Asia) dan kemudian oleh bangsa Mesir sendiri.

Atas rahmat Allah SWT kemudian lahirlah Nabi Musa Alaihissalam yang berasal dari Bani Israel (Suku Levi). Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa Alaihissalam dari petaka Fir'aun, bahkan menjadi anak angkatnya sampai menginjak dewasa. Karena membunuh bangsa Mesir untuk membela orang Yahudi, Nabi Musa Alaihissalam akhirnya melarikan diri ke Madyan dan menikah dengan seorang putri Nabi Syu'aib Alaihissalam. Setelah sepuluh tahun bersama keluarga Nabi Syu'aib Alaihissalam, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Musa Alaihissalam untuk kembali ke Mesir. Sebagai seorang Rasul yang diutus oleh Allah SWT untuk bani Israel, Nabi Musa Alaihissalam mengemban amanah untuk menyebar risalahnya (mengajarkan Tauhid). Hingga suatu ketika Nabi Musa Alaihissalam beserta sejumlah pengikutnya kembali hijrah ke Palestina karena Fir'aun ingin memusnahkan mereka dari Mesir.

Allah SWT berfirman:

"Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengankat Nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorang pun diantara umat-umat yang lain." Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. Mereka berkata: "Hai Musa, sesungguhnya di dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar dari padanya. Jika mereka ke luar dari padanya, pasti kami akan memasukinya". Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawwakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman". Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja". Berkata Musa: "Ya Tuhanku, aku tidak akan menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu". Allah berfirman: "(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu". (QS. Al Maa-idah:20-26)
Dari ayat diatas kita tahu bahwa perintah menuju Palestina memang datang dari Allah SWT, akan tetapi mereka enggan masuk ke Palestina meskipun dijamin kemenangan oleh Allah SWT. Bahkan mereka berani berkata tidak sopan kepada Nabi Musa Alaihissalam, maka Allah SWT mengharamkan bumi Palestina (selama 40 tahun mereka terlunta-lunta di padang Tiih).

Fakta sejarah membuktikan bahwa hampir dua ratus tahun bangsa Yahudi terpontang-panting di kawasan tidak bertuan (padang Tiih) dan sekitarnya, sampai Nabi Daud Alaihissalam berhasil mendirikan kerajaan di Palestina. (1040-970 SM). Setelah Nabi Daud Alaihissalam wafat, beliau digantikan oleh Nabi Sulaiman Alaihissalam. Sayang setelah Nabi Sulaiman Alaihissalam wafat, kerajaan itu terpecah menjadi dua (Kerajaan Yahuda dan Kerajaan Israel).

Pada tahun 721 SM, kerajaan Israel ditaklukkan oleh Tiglath-Pleser III (raja Assyiria). Pada tahun 586 SM, raja Nebuchadnezzar menaklukkan kerajaan Yahuda hingga seluruh bangsa Yahudi digiring ke Babylonia untuk menjadi budak. Di Babylonia itulah para pemuka Yahudi menanamkan doktrin janji ke kampung halaman kepada para pengikutnya.

Kemudian pada tahun 550 SM, hampir seluruh kawasan Palestina diintegrasikan ke dalam kekuasaan Persia. Ketika Alexander The Greath menguasai Palestina (334 SM), Alexander membawa bangsa Yahudi ke Yunani. Dari sini kemudian menyebar ke berbagai kawasan di Eropa. Kemudian sejak tahun 160 SM diintegrasikan ke dalam kekaisaran Romawi.

Pengungsian besar-besaran bangsa Yahudi terjadi lagi pada tahun 66 M sampai tahun 70 M, setelah pemberontakan mereka terhadap penguasa romawi gagal dan gubernur Romawi waktu itu Titus membantai puluhan ribu orang Yahudi untuk memadamkan pemberontakan.

Demikianlah seterusnya sampai kedatangan Islam pertama kali yang dipimpin oleh Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu pada tahun 637 M (yang tak lain mengikuti kemenangan Khalid bin Walid terhadap Romawi Bizantium di Damaskus pada tahun 635 M), kemudian diwaqafkannya Yerusalem dan tanah Palestina kepada umat Islam di seluruh dunia.

Pada tahun 1099 M tentara salib (Crusaders) berhasil menguasai Palestina dan kota Yerusalem (dengan membantai 70.000 penduduknya laki-laki, perempuan dan anak-anak). Atas izin Allah SWT (pada tahun 1187 M) pahlawan Islam Shalahuddin Yusuf bin Ayyub mengembalikannya pada pangkuan Islam dan tetap mempertahankannya meskipun selama lima tahun (sampai tahun 1192 M) harus berperang dengan seluruh raja-raja besar Eropa seperti: Richard (Inggris), Frederick (Jerman), Leopold (Austria), Louis (Perancis). Namun usaha tersebut tidak berhasil.

Dalam naungan Islam, negeri Palestina dan kehidupan antar bangsa Yahudi, Arab, dan Filstrin mengalami perdamaian sampai negeri ini lepas dari naungan Islam (pada tahun 1917 M setelah Inggris mengalahkan bani Ustmaniyyah dalam perang dunia I, mandat Inggris ini dikokohkan dalam konferensi San Remo tahun 1920 M, dan pembela Palestina yang utama hilang bersamaan dengan runtuhnya bani Ustmaniyyah pada tahun 1924 M).


Jika menurut anda tulisan saya ini bermanfaat, silahkan dibagikan atau disalin dengan menyertakan sumbernya. Terima Kasih!

Artikel Lainnya

123»

Data Statistik

Online: 1 Pengunjung
Speed: Secs.
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
Ping your blog, website, or RSS feed for FreemTOP.meC-STATwaplogWapTarget.comxoxHits.com - free counter service

Teya Salat